Pengalaman pada hari pertama kursus di EF (English First) sebagai
siswa baru cukup menyenangkan. Bertemu dengan orang-orang baru sehingga
menambah hubungan pertemanan. Tingkat yang sekarang adalah tingkat A2.2 (jumlah tingkatan dapat
dilihat pada tulisan sebelumnya). Jumlah siswa kurang lebih ada 12 orang yang
terdiri dari 5 orang merupakan siswa lama yaitu dari kelas sebelumnya dan 7
orang merupakan siswa baru termasuk saya.
Latar belakang siswa bermacam-macam. Ada yang statusnya
mahasiswa, ada pula yang baru lulus kuliah, ada juga yang bekerja dan ada yang
sebagai ibu rumah tangga serta ada yang belum bekerja. Semuanya campur aduk
bagaikan gado-gado.
Guru yang mengajar adalah native speaker bernama Andy dan berasal dari Canada. Usianya masih
muda sekitar 24 tahun dan kulitnya berwarna hitam serta memiliki ciri khas
rambut kribo gimbal seperti umumnya orang Afrika. Karena usianya masih muda
maka penampilannya juga seperti anak muda. penampilannya saat mengajar seperti
seorang penyanyi rap dengan tangan yang gerak-gerak dan badan yang
goyang-goyang. Cara bicaranya jelas dan tidak cepat serta volumenya keras sehingga
mudah untuk dipahami dan dimengerti.
Sesi pertama diisi dengan game yaitu perkenalan diri sendiri. Siswa satu per satu diminta
untuk bicara mengenai dirinya misalnya nama, tempat tinggal, status, hobi dan
lain-lain. Tentu saja dengan bahasa Inggris karena ini kelas belajar bahasa
Inggris.
Bila diperhatikan, kesan pertama di hari pertama kursus maka
kemampuan bahasa Inggris saya masih diatas mereka semua. Mereka masih belum
bisa ngomong entah karena takut atau karena apa, ada yang belum banyak
menguasai vocabulary dan lain-lain. Ini bukannya sombong, ini adalah kesalahan
saya yang masuk pada tingkat rendah. Sehingga menjadi tidak sebanding atau
tidak setara kemampuannya.
Apa yang dikatakan
orang-orang selama ini mengenai guru di EF tidak benar. Tidak benar bahwa
gurunya adalah native speaker semua.
Ada guru yang dari lokal atau dari dalam negeri juga. Tidak benar bahwa siswa
diajar oleh native speaker terus-menerus. Siswa diajar oleh guru native speaker
selama 1 bulan dan guru lokal selama 1 bulan (lama satu tingkat adalah 2 bulan).
Jadi prosentasenya separuh-separuh.
Catatan :
(Per September 2015 guru native speaker hanya 2 minggu dan guru lokal selama 6 minggu)
No comments:
Post a Comment