Kalau di sekolah ada guru yang marah pada muridnya itu
wajar. Kalau di sebuah kursus ada guru yang marah pada muridnya itu tidak
wajar. Hal itu terjadi di EF (English First) ada seorang guru yang marah pada
muridnya. Guru itu bernama Miss Sxxxa.
Ceritanya begini, saat itu adalah pelajaran E+ yang direquest oleh salah satu murid mewakili
satu kelas. Murid tersebut menyampaikan kepada mas Ade bahwa murid satu kelas
minta pelajaran E+. Pada saat mengisi formulir E+, mas Ade mengatakan bahwa
nama yang diisi cukup satu nama saja mewakili satu kelas. Jadi tidak perlu
ditulis nama-nama seluruh murid.
Saat pelajaran dimulai dan gurunya datang, terlihat mimik
wajah yang kurang bersahabat. Intinya, dia protes dan bisa dibilang marah.
Menurutnya seharusnya dia mengajar satu orang saja sesuai nama yang ada di
formulir tetapi mengapa yang datang jumlahnya banyak. Dia tidak siap menghadapi
orang banyak. Semua murid diam saja sambil berpandangan satu sama lain karena
merasa aneh baru sekali ini ada guru yang marah.
Saya memberanikan diri mewakili teman-teman yang diam dan menjelaskan
bahwa pada saat mengisi formulir E+ pesertanya adalah satu kelas. Atas suruhan
mas Ade bagian resepsionis cukup ditulis nama satu orang saja sebagai
perwakilan. Jadi ini bukan kesalahan murid melainkan kesalahan EF (English
First) sendiri. Murid sudah mengikuti prosedur dan administrasi yang ditetapkan
EF (English First). Walaupun sudah saya jelaskan tetapi belum menghilangkan
100% kegalauan sang guru.
Akhirnya waktu yang ada tersita dan habis dengan hal-hal
yang tak perlu. Durasi pelajaran yang cuma 1 jam 20 menit sudah terpotong
dengan hal tersebut. Pelajarannya sendiri hanya bisa terselenggara dengan waktu
yang singkat. Tidak sepantasnya guru marah di sebuah kursus yang bernama EF
(English First). Mengapa ? Karena murid sudah membayar mahal pada EF dan tentu
saja guru dibayar oleh EF dari uang tersebut. Selanjutnya, usia murid adalah
dewasa sehingga tidak selayaknya marah seperti pada anak kecil.