Pagi-pagi sekali saya pergi hendak menabung di BRI alias
Bank Rakyat Indonesia bank plat merah milik pemerintah. Tempat yang saya tuju
adalah Mall Taman Anggrek karena sekaligus bisa buat jalan-jalan dan cuci mata.
Jarum jam sudah menunjukkan angka 9 yang berarti sudah jam
9:00. Namun ternyata, bank BRI belum buka dan ada tulisan “tutup” dipintu
kacanya. Kebetulan ada orang didalamnya maka saya sempatkan untuk bertanya,
apakah belum buka ? Dijawab belum, bukanya nanti jam 10:00. Walah…. Jaman sudah
modern seperti sekarang ini, bank BRI buka nya siang hari. Ini namanya malas. Malas buka pagi hari.
Bank BRI belum berubah. Paradigma lama, budaya lama masih dipakai.
cenderung pasif dan tidak aktif. Cenderung lelet dan tidak gesit. Di saat
bank-bank lain buka jam 8:00 untuk mencari peluang tetapi bank BRI malah
menutup peluang yang ada. Sayang sekali. Mungkin para pegawai dari tingkat atas
dan bawah masih terlena dengan statusnya yang merupakan BUMN atau pemerintah.
Malas atau rajin tetap digaji, pintar atau bodoh tetap digaji, buka atau tutup
tetap menerima gaji.
Dengan terpaksa saya menunggu sampai jam 10:00. Setelah itu
saya menuju kasir untuk menabung uang dengan terlebih dahulu mengisi form
setoran. Padahal di bank BRI lainnya tidak perlu mengisi form setoran melainkan
langsung ke kasir dan nantinya akan
mendapat bukti setor print-printan. Buku tabungan juga di print.
Selesai sudah urusan dengan bank BRI dan begitu keluar pintu
sambil jalan saya cek buku tabungan saya. Ternyata transaksi di bulan Juni 2015
tidak tercetak. Sebelumnya di buku tabungan, print terakhir adalah bulan Mei
2015. Dengan menabung dibulan Agustus ini seharusnya yang tercetak adalah bulan
Juni, Juli dan Agustus. Tetapi bulan Juni tidak tercetak sama sekali.
Untung masih belum jauh dari bank BRI dan saya memutuskan
kembali untuk menanyakan hal tersebut. Kasir mengatakan bahwa kemungkinan time out saat dicetak sehingga tidak
muncul. Kalau time out kenapa saya
disalahin, itu kan bukan salah saya. Kalaupun time out itu kan kesalahan dari sistimnya BRI. Kasir mengatakan
bahwa tidak bisa dicetak lagi. Akhirnya saya disuruh ke customer service untuk
dicetak rekening korannya. Sayapun
protes, karena kalau ke customer service harus antri panjang lagi. Namun kasir
dengan angkuhnya seolah-olah tidak bersalah tetap menyuruh ke customer service.
Dengan perasaan kesal sayapun menuju ke satpam untuk
mengambil nomor antrian karena satpam yang memegang nomornya (kalau bank lain
pakai mesin otomatis). Satpam sepertinya mendengarkan perdebatan kami
sebelumnya karena jaraknya cukup dekat sekitar 2 meter saja. Satpam bertanya
masalahnya kenapa dan saya ceritakan apa adanya. Maka dia tidak memberikan
nomor antrian tapi langsung mencatat nomor rekening ke kertas kecil. Selanjutnya
kertas tersebut diberikan ke customer service.
Selang 10 menit kemudian, customer service memberikan
rekening koran. Saya cek transaksi selama bulan Juni sudah tercetak. Namun
dibuku tabungan tetap tidak bisa dicetak sehingga terlihat loncat dari bulan
Mei langsung ke bulan Juli.
Cukup melelahkan berurusan dengan bank plat merah milik
pemerintah ini. Banyak waktu yang tersita dan terbuang dengan percuma. Perlu adanya
banyak perubahan mulai dari jam buka yang siang, sistim komputer yang tidak handal,
pegawai yang lelet, etos kerja yang kurang dan lain-lain.
No comments:
Post a Comment