Friday, October 30, 2015

Toilet Stasiun Tawang Semarang


Hari itu saya sedang berada di kota Semarang Jawa Tengah. Untuk kembali ke Jakarta saya memutuskan untuk naik kereta api. Pembelian tiket kereta api dilakukan di stasiun Tawang. Deretan loket sudah tersedia di teras luar dengan antrian melalui nomor yang akan dipanggil melalui pengeras suara. Jangan kaget bila nomornya sampai ribuan. Entahlah benar atau tidak bila yang antri sampai ribuan, yang saya dengar antrian sudah mencapai 3500 sekian. Hufffff….
 
 

Pada saat menunggu antrian loket terasa hendak buang air kecil maka saya mencari toilet dan ternyata hanya ada satu kamar toilet saja. Letaknya tepat berada di samping loket. Sayangnya laki-laki dan perempuan , semuanya campur menggunakan toilet tersebut. Haduhhhhh……

Saran saya kepada PT. Kereta Api Semarang adalah jumlah toiletnya ditambah. Toilet pria dan perempuan dipisahkan sendiri-sendiri. Minimal harus ada 2 toilet pria dan 2 toilet perempuan sehingga totalnya minimal 4 kamar toilet. Bisa ?

Friday, October 16, 2015

Ada denda di EF (English First)


Tidak seperti di tempat kursus pada umumnya, di EF (English First) bila kita terlambat membayar uang kursus maka akan dikenakan denda. Suatu hal yang tidak lazim dalam dunia pendidikan. Mau dikemanakan arti sebuah pendidikan bila semuanya dihitung secara bisnis dan ekonomi yang ujung-ujungnya untuk mencari keuntungan semata.



Sejatinya dalam dunia pendidikan, unsur pengorbanan lebih besar dari pada unsur komersial. Jangan sampai dikatakan sedikit-sedikit uang, ini uang, itu uang. Jangan sampai makna EF berubah menjadi Extra Fine yang berarti denda tambahan.

Seharusnya EF (English First) menerapkan customer relation management dan customer retention management untuk membina hubungan yang baik dengan siswa atau orang tua siswa sebagai konsumennya. Bila tidak ingin ditinggal oleh konsumennya maka EF (English First) harus mau berubah.

Tuesday, October 13, 2015

Promo roti Bread Life lumayan

Dua minggu yang lalu saat pergi ke Mall Teras Kota BSD untuk membeli roti di Bread Life ternyata sudah makin sepi saja pembelinya. Tidak hanya pembeli yang sepi, roti jualannya juga ikut sepi alias tidak banyak macam ragamnya. Bila dilihat disana sudah tidak ada pegawai yang membuat dan memanggang roti. Tidak ada aktivitas mengolah tepung dan tidak tampak peralatan-peralatan stainless stell yang biasanya bisa dilihat oleh pembeli.

Jumlah karyawannya juga dikurangi dan semakin sedikit bahkan kadang kala hanya 1 orang saja yang bertugas merangkap sebagai kasir dan menata roti-roti dalam rak pajangan. Roti-roti tidak dibuat di tempat tersebut melainkan dikirim dari tempat lain. Hal ini membuat roti menjadi tidak fresh.

Satu minggu yang lalu, saya pergi ke Mall Teras Kota BSD dan ternyata toko roti ini sudah tutup. Sayang sekali. Mungkin karena jumlah pembelinya sedikit atau rotinya tidak laku sehingga akhirnya gulung tikar.
 
Hari ini saya pergi ke Aeon Mall BSD dan saya mengunjungi toko roti Bread Life. Seperti biasa roti-roti kesukaan saya sudah berada di nampan belanja yaitu Hokaido, Choco Melt, Rugby, Flossy Hotie, Flossy Signature dan Wheat Toast. Total belanja lebih dari Rp. 60 ribu sehingga saya mendapat voucher belanja sebesar Rp. 10 ribu sebanyak dua buah.

Rupa-rupanya sedang ada promo bila membeli Rp. 30 ribu maka akan mendapat voucher seharga Rp. 10 ribu. Karena saya membeli Rp.60 ribu lebih maka saya dapat voucher dua buah. Voucher dapat digunakan untuk pembelian selanjutnya. Lumayan bukan ?

Thursday, October 8, 2015

Tanggal merah tidak diganti EF (English First)


Apa arti kata dari kursus ? Kursus adalah pelajaran tentang suatu pengetahuan atau keterampilan yang diberikan dalam waktu singkat. Ya, benar singkat. Materi, kurikulum dan silabus sudah dibuat sedemikian rupa dengan jumlah jam yang ada.

EF (English First) adalah sebuah kursus dalam bidang bahasa Inggris. Tiap satu tingkat di EF (English First) mempunyai waktu 32 jam pelajaran yang ditempuh dalam waktu 16 kali pertemuan. Masing-masing pertemuan berlangsung selama 2 jam yang biasanya dilakukan 2 kali dalam seminggu.

Yang menjadi masalah di EF (English First) adalah bila ada tanggal merah atau hari libur maka kelas akan diliburkan juga. Namun hari libur tersebut akan memotong dan mengurangi jumlah pertemuan yang ada. Artinya, tidak ada perpanjangan kursus atau tidak ada hari pengganti. Hal ini tentu saja merugikan siswa-siswanya.

Seharusnya EF (English First) berpatokan pada jumlah jam kursus yang diikuti yaitu 32 jam atau komitmen pada jumlah pertemuan yang dideklarasikan diawal yaitu 16 kali pertemuan. Sehingga apabila ada hari libur maka EF (English First) berkewajiban mengganti hari tersebut dengan hari lain.

Bila ada 1 tanggal merah berarti siswa telah kehilangan 6,25 % pertemuan. Selanjutnya bila ada 2 tanggal merah maka siswa telah kehilangan 12,5 % pertemuan. Kemudian bila ada 3 tanggal merah maka siswa telah kehilangan 18,75 % pertemuan. Sayang bukan ?

Saran saya terhadap EF (English First) adalah sebaiknya diadakan hari pengganti untuk libur tanggal merah. EF (English First) harus konsekuen dengan jumlah pertemuan atau jumlah jam yang dinformasikan di awal pendaftaran.